The Architecture of Love, Sebuah Rancang Bangun Cinta
Dari pertama melihat sampul novel ini sebenarnya sangaat menarik, berbeda dengan sampul novel lainnya, kali ini gambarnya adalah sketsa kota New York yang berwarna, cocok dengan judul novelnya : The Architecture of Love. Sebenarnya kalau sudah suka dengan salah satu novel karya Ika Natassa pasti tidak akan ragu membeli novel lainnya, karena bisa dikatakan karya Ika Natassa memiliki ciri khas yang membuat satu karya dengan karya lainnya terlihat mirip. Hal itu justru yang membuat saya menunda untuk membeli buku karangan Ika Natassa yang satu ini, tapi akhirnya saya luluh juga karena ingin membaca buku tentang arsitektur tapi yang tidak terlalu berat, dan akhirnya buku ini saya beli juga ketika saya menyempatkan diri jalan-jalan ke toko buku sebelum pergi ke bandara terminal.
Baik, mari sekarang kita bahas mengenai novel metropop ini. Dari judulnya saja terlihat romantis, The Architecture of Love, Arsitektur Cinta. Widih, bagaimana itu, arsitektur dari sebuah cinta, kata yang bahkan seorang filsufpun susah untuk mendefinisikannya. Ternyata yang dimaksud di sini adalah mengenai kisah percintaan dua orang manusia yang sedang tinggal di New York bernama Raia dan River. Raia, seorang penulis yang mengalami writer's block atau kebuntuan dalam menulis ini memutuskan untuk pergi ke New York dengan tujuan mencari ide dan menghilangkan kebuntuannya dalam menulis yang sudah dia alami hampir dua tahun. Cari ide menulis sampai ke New York, bayangkan. Kalau saya paling beli es krim lima ribuan biar bisa nulis lagi. Abaikan.
Nah, di New York itulah dia bertemu dengan River, laki-laki penuh misteri yang akhirnya membuat Raya bisa lebih menikmati kota New York nantinya. River ini adalah tipe laki-laki yang cool, kenapa di novel-novel laki-laki tokoh protagonisnya kebanyakan adalah laki-laki cool? Yaa mungkin kalau yang digambarkan laki-laki genit suka caper di medsos auranya langsung bubar kali ya. River adalah seorang arsitek di Jakarta, sedangkan Raia adalah penulis best seller yang juga tinggal di Jakarta. Raia dan River sama-sama menyimpan rahasia kehidupan yang membuat mereka seakan putus asa. Namun, ketika mereka berdua bertemu di New York, mereka seperti saling menemukan kebahagiaan kembali. River mampu menunjukkan hal-hal menarik selama di New York, tidak lain dan tidak bukan mengenai berbagai arsitektur bangunan yang ada di kota itu. Lambat laun Raia mulai menemukan semangat kembali untuk menulis dengan adanya River yang sering menghambiskan waktu dengannya untuk menjelajah New York, Raia akan menulis cerita sedangkan River akan membuat sketsa apapun yang menarik perhatiannya terutama bangunan-bangunan yang sedang mereka kunjungi.
Dan yang terjadi jika sudah ada laki-laki dan perempuan yang bersama-sama dalam jangka waktu cukup lama adalah jatuh cinta. Raia dan River mulai jatuh cinta satu sama lain, tapi cinta yang mereka jalani tidak semudah itu. Rahasia hidup yang mereka milikilah yang membuat tembok di antara cinta mereka. Rahasia hidup seperti apakah itu? Pasti akan lebih menarik jika teman-teman membacanya langsung di novelnya.
Sebenarnya untuk novel Ika Natassa kali ini agak biasa dibanding dengan A Verry Yuppy Wedding dan Critical Eleven, ini menurut saya lho yaaa. Jadi jalan ceritanya mudah ditebak, mungkin karena cerita ini dulunya adalah cerita bersambung di Twitter sehingga polling pembaca akan mempengaruhi jalan cerita ini. Tapi, sejak awal saya mengira sosok River ini mirip salah satu sosok selebriti Indonesia, dan ternyata di akhir buku Ika Natassa menyebutkan aktor tersebut yang menginspirasinya dalam tokoh River. Yang unik dalam novel ini adalah keterkaitannya dengan novel Critical Eleven, bagi yang sudah membaca Critical Eleven pasti masih melekat cerita antara Anya dan Ale. Raia memiliki nama belakang Risjad yang mana mengingatkan saya pada Aldebran Risjad alias Ale si tokoh utama dalam Critical Eleven, tapi saat itu saya tidak terlalu memikirkan kemiripan nama itu. Mungkin si penulis memang suka menggunakan nama Risjad. Tapi, di bagian akhir novel, surprise! Ternyata Raia Risjad memang masih memiliki hubungan kerabat dengan Ale Risjad. Di sini diceritakan pernikahan Harris yang ketika di novel Critical Eleven baru diceritakan proses lamarannya. Diceritakan pula anak Ale dan Anya yang telah lahir dan menjadi penyatu antara Ale dan Anya. Nah untuk ending antara Raia dan River sepertinya memang harus membaca sendiri supaya bisa menyimpulkan sendiri juga, yang jelas akan ada banyak surprise di dalam novel ini.
Overall, lumayan menghibur membaca The Architecture of Love, saya jadi mendapat ilmu seputar dunia aristektur dan terutama menambah wawasan saya mengenai kota New York. Tapi untuk kisah cintanya, sepertinya kurang mendebarkan seperti di novel sebelumnya. At least, karya Ika Natassa tetap salah satu yang akan terus saya tunggu-tunggu kehadirannya.