Judul : Ketika
Mas Gagah Pergi
Penulis : Helvy
Tiana Rosa
Penerbit : AsmaNadia
Publishing House
Tahun : 2011
Halaman : x+245
halaman
Sebenarnya
saya sudah lama membaca cerpen helvy tiana rosa yang berjudul “Ketika Mas Gagah
Pergi”. Saat masih SMA dulu, saat saya kuliah, cerpen ini kembali booming
dengan dibikin buku. Awalnya saya mengira buku ini adalah cerpen yang dijadikan
novel. Ternyata buku ini merupakan kumpulan cerpen dari Helvy Tiana Rosa yang
lain, selain cerpen Ketika Mas Gagah Pergi. Memang cerpen ini kemudian dibuat
lebih panjang dari cerpen yang saya baca dulu. Judulnya pun ada tambahannya :
Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali...
Dulu
ketika saya membaca cerpen ini, memang cerpen ini adalah cerpen yang sangat
menggugah terutama untuk remaja. Begitu juga dengan membaca buku ini, saya
seperti melihat sisi kehidupan lain yang belum pernah saya lihat sebelumnya.
Mas
Gagah yang dulunya merupakan orang yang asik bagi adiknya Gita kini berubah
menjadi pendiam dan aneh. Mas Gagah nampak lebih islami, hal ini tentu saja
sangat aneh di mata Gita yang tomboy san berpenampilan cuek. Ternyata Mas Gagah
telah berbuat banyak untuk orang-orang di sekitarnya seperti membantu anak-anak
dan menyumbang alat-alat belajar. Membuat preman-preman tobat, dan sering
mengisi seminar dan diskusi. Akhirnya Gita menjadi tergugah hatinya dan ingin
berjilbab. Ketika menjelang hari ulang tahunnya, Gita ingin mengenakan jilbab
dan ingin menunjukkannya pada Mas Gagah, namun sayang Mas Gagah tidak pulang ke
rumah, dia meninggal...
Tidak
hanya serita Ketika Mas Gagah pergi yang sangat menggugah, namun semua cerpen
yang ada di buku ini membuat hati Saya baca tiap membacanya. Seperti cerpen
“Selamanya Cinta”. Namun yang agak membuat Saya sedikit bosan, kebanyakan
cerita ini mengedepankan kematian, sehingga agak mudah ditebak. Namun ada
beberapa yang tidak menceritakan kematian. Memang dengan kisah toko yang dibuat
tragis (atau bahkan sangat tragis) akan membuat pembaca sangat terbawa perasaan
sedih. Namun jika hal ini diterapkan dalam buku yang isinya kumpulan cerpen,
saya rasa jadi agak membosankan. Namun buku ini memang lain. Saya tidak
menyesal mebaca buku ini, saya jadi tahu ternyata banyak orang-orang yang
menderita, dan mengasah kepekaan sosial saya. Membaca buku ini seperti
menemukan air karena akhir-akhir ini saya jarang membaca novel islami namun
tetap asyik, realistis dan menggugah hati.
No comments:
Post a Comment