Tuesday, 6 January 2015

Resensi Buku "Ja(t)uh"


 
                                      
                                       (foto diambil dari blog penulis : azharologia.com)


Judul : Ja(t)uh
Penulis : Azhar Nurun Ala
Penerbit : Azharologia
Tahun : 2013
Halaman : 164 halaman

Haloo... Ini adalah review pertama di tahun 2015. Kali ini Saya akan mereview buku berjudul “Ja(t)uh” yang hanya bisa dibeli secara online. Paket buku ini adalah paket buku termanis yang saya terima, dibungkus dengan kertas kado dan pita nuansa shabbychic yang sedang menjadi tren. Karena Saya belum pernah mengikuti bedah buku ini, dan Saya juga belum pernah membaca reviewnya, anggapan pertama Saya tentang buku ini adalah merupakan buku kumpulan puisi atau sajak yang diangkat dari tulisan di blog. Terdiri dari dua bab yaitu Jatuh dan Jauh (tanpa daftar isi), di dalam bab tersebut terdapat tulisan-tulisan pendek dengan banyak judul.
Setelah membaca judul pertama dalam bab pertama, ternyata buku ini tidak sepenuhnya memuat sajak atau puisi, namun juga terdapat narasi dan beberapa percakapan yang dilakukan oleh tokoh yang tersirat. Seperti yang disampaikan penulis di awal, buku ini memuat tulisan-tulisan ringan dari blog. Bab pertama menyajikan sebuah narasi yang sangat puitis. Anggapan kedua, mungkin isi selanjutnya dari buku ini adalah sajak yang bersambung di tiap babnya dan akhirnya mejandi satu kesatuan cerita dalam bentuk novel. Ternyata tidak, dalam setiap bab mengandung cerita yang berbeda. Kadang pada satu bab menceritakan kegelisahan seseorang yang tengah dirundung cinta, seperti pada bagian tulisan yang berjudul “Tertawan”  ini :
Ada yang beku : bibir
Ada yang tertahan : nafas
Ada yang tak berkedip : kelopak mata
Ada yang berdegup kencang : jantung
Ada yang berdesir deras : darah
Ada yang tertawan : hati
Ada yang berhenti berputar : bumi
Ada yang berhembus pelan : angin
Ada yang hening berbisik : rerumputan

Ada yang jatuh cinta padamu : aku

            Selesai membaca tulisan ini yang terlintas di fikiran adalah “so sweeeet”, paragraf yang cukup manis dan bisa membuat tersenyum pembacanya. Namun, tidak hanya menyajikan “kemanisan” saja, di bagian tulisan lain, seperti pada tulisan yang berjudul “Logika Tuhan” penulis menceritakan kegetiran hidup yang terjadi pada seorang lelaki yang baru sadar dari koma dan mendapati dirinya telah cacat akibat kecelakaan. Di sini penulis memang kadang menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu Aku dan kadang menggunakan sudut pandang orang kedua yaitu Kamu.
            Namun, dilihat dari setiap akhir tulisan, inti yang ingin disampaikan penulis sebenarnya adalah sebuah nasihat dalam menjalani kehidupan. Misalnya dalam tulisan yang berjudul (bukan) Budak Dunia ini :
Bukan berarti kamu tak boleh punya mimpi. Mimpi itu oksigen yang membuat api hidupmu tetap hidup.
Padahal pada paragraf sebelumnya penulis mengungkapkan bahwa kebahagiaan adalah tidak berdasarkan banyaknya apa yang kita miliki. Dengan menggunakan kalimat perbandingan inilah penulis memberikan nasihat kehidupan yang menjadi tidak terkesan menggurui.
            Meskipun penulis mengatakan bahwa tulisan di buku ini adalah tulisan-tulisan yang ringan, namun ternyata ketika membaca tulisan demi tulisan cukup memeras otak juga, kadang bisa menimbulkan multi tafsir dan membuat otak berlatih lebih peka pada kata-kata yang romantis. Melihat sebagian besar cerita dalam tulisan-tulisannya adalah cerita romantis tentang kegelisahannya dalam hal cinta, Saya jadi berfikir apakah ini adalah sebuah ungakapan hati atau kisah penulis bersama istrinya? Hehehe.
            Ja(t)uh, menjauh untuk menjaga. Sepertinya itu bukan hanya kalimat di bawah judul yang ada pada sampul buku, namun juga inti dari keseluruhan buku ini. Baca dan nikmati buku ja(t)uh jika ingin menikmati sastra yang di dalamnya banyak pembelajaran hidup.