(foto diambil dari blog penulis : azharologia.com)
Judul : Ja(t)uh
Penulis : Azhar Nurun
Ala
Penerbit : Azharologia
Tahun : 2013
Halaman : 164 halaman
Haloo...
Ini adalah review pertama di tahun 2015. Kali ini Saya akan mereview buku
berjudul “Ja(t)uh” yang hanya bisa dibeli secara online. Paket buku ini adalah
paket buku termanis yang saya terima, dibungkus dengan kertas kado dan pita
nuansa shabbychic yang sedang menjadi tren. Karena Saya belum pernah mengikuti
bedah buku ini, dan Saya juga belum pernah membaca reviewnya, anggapan pertama Saya
tentang buku ini adalah merupakan buku kumpulan puisi atau sajak yang diangkat
dari tulisan di blog. Terdiri dari dua bab yaitu Jatuh dan Jauh (tanpa daftar
isi), di dalam bab tersebut terdapat tulisan-tulisan pendek dengan banyak
judul.
Setelah
membaca judul pertama dalam bab pertama, ternyata buku ini tidak sepenuhnya
memuat sajak atau puisi, namun juga terdapat narasi dan beberapa percakapan
yang dilakukan oleh tokoh yang tersirat. Seperti yang disampaikan penulis di
awal, buku ini memuat tulisan-tulisan ringan dari blog. Bab pertama menyajikan
sebuah narasi yang sangat puitis. Anggapan kedua, mungkin isi selanjutnya dari
buku ini adalah sajak yang bersambung di tiap babnya dan akhirnya mejandi satu
kesatuan cerita dalam bentuk novel. Ternyata tidak, dalam setiap bab mengandung
cerita yang berbeda. Kadang pada satu bab menceritakan kegelisahan seseorang
yang tengah dirundung cinta, seperti pada bagian tulisan yang berjudul “Tertawan”
ini :
Ada yang beku : bibir
Ada yang tertahan : nafas
Ada yang tak berkedip : kelopak
mata
Ada yang berdegup kencang : jantung
Ada yang berdesir deras : darah
Ada yang tertawan : hati
Ada yang berhenti berputar : bumi
Ada yang berhembus pelan : angin
Ada yang hening berbisik :
rerumputan
Ada yang jatuh cinta padamu : aku
Selesai membaca tulisan ini yang
terlintas di fikiran adalah “so sweeeet”, paragraf yang cukup manis dan bisa
membuat tersenyum pembacanya. Namun, tidak hanya menyajikan “kemanisan” saja,
di bagian tulisan lain, seperti pada tulisan yang berjudul “Logika Tuhan”
penulis menceritakan kegetiran hidup yang terjadi pada seorang lelaki yang baru
sadar dari koma dan mendapati dirinya telah cacat akibat kecelakaan. Di sini
penulis memang kadang menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu Aku dan
kadang menggunakan sudut pandang orang kedua yaitu Kamu.
Namun, dilihat dari setiap akhir
tulisan, inti yang ingin disampaikan penulis sebenarnya adalah sebuah nasihat
dalam menjalani kehidupan. Misalnya dalam tulisan yang berjudul (bukan) Budak
Dunia ini :
Bukan berarti
kamu tak boleh punya mimpi. Mimpi itu oksigen yang membuat api hidupmu tetap
hidup.
Padahal
pada paragraf sebelumnya penulis mengungkapkan bahwa kebahagiaan adalah tidak
berdasarkan banyaknya apa yang kita miliki. Dengan menggunakan kalimat
perbandingan inilah penulis memberikan nasihat kehidupan yang menjadi tidak
terkesan menggurui.
Meskipun penulis mengatakan bahwa
tulisan di buku ini adalah tulisan-tulisan yang ringan, namun ternyata ketika
membaca tulisan demi tulisan cukup memeras otak juga, kadang bisa menimbulkan
multi tafsir dan membuat otak berlatih lebih peka pada kata-kata yang romantis.
Melihat sebagian besar cerita dalam tulisan-tulisannya adalah cerita romantis
tentang kegelisahannya dalam hal cinta, Saya jadi berfikir apakah ini adalah
sebuah ungakapan hati atau kisah penulis bersama istrinya? Hehehe.
Ja(t)uh, menjauh untuk menjaga. Sepertinya
itu bukan hanya kalimat di bawah judul yang ada pada sampul buku, namun juga
inti dari keseluruhan buku ini. Baca dan nikmati buku ja(t)uh jika ingin
menikmati sastra yang di dalamnya banyak pembelajaran hidup.